DEV Community

Cover image for MeTalk: Pengalaman Dengan Docker Dan Google Cloud
Catur Wicaksono
Catur Wicaksono

Posted on

MeTalk: Pengalaman Dengan Docker Dan Google Cloud

Artikel ini adalah sesi berbagi pengalaman dari yang pernah saya alami sebagai developer. Apa yang saya tulis pada artikel ini merupakan opini pribadi.


Dari waktu ke waktu teknologi terus berkembang, begitu juga dengan bahasa pemrograman. Tahun 2022 ini, mulai banyak tren mengembangkan program aplikasi terutama web service dengan menggunakan bahasa yang beraneka ragam. Seperti Node.Js, Python, Go, dan masih banyak yang lain. Baru-baru ini dan masih dikembangkan adalah dengan menggunakan bahasa Dart, meskipun tujuan utama dari bahasa ini pada awal diciptakan adalah untuk pengembangan UI, namun belakangan muncul library-library yang memungkinkan bahasa Dart untuk melakukan manajemen server dan database.

Saya sendiri salah satu yang tertarik untuk menggunakan bahasa-bahasa tersebut untuk membuat REST API. Sebelum sekitar tahun 2019-an, untuk melakukan deployment aplikasi web dengan menggunakan bahasa-bahasa ini, sudah didukung CPanel pada shared Hosting, sehingga tidak begitu sulit, kita hanya perlu sedikit konfigurasi, dan deployment aplikasi kita berhasil.

Sekitar tahun 2018, mulai tren server dengan VPS, dan layanan deployment untuk Node, Typhon, dll. juga sudah mulai dihilangkan dari layana para penyedia hosting. User yang akan melakukan deployment aplikasi-aplikasi tersebut harus menggunakan VPS, yang tentu harganya jauh lebih mahal dari shared hosting pada umumnya. Dengan menggunakan VPS tidak semudah menggunakan shared hosting kita perlu mempersiapkan berbagai hal untuk bisa deploy aplikasi kita dengan menggunakan VPS. Saya salah satu yang cukup direpotkan dengan persiapan penggunaan VPS, meskipun kelebihan yang ditawarkan memang lebih baik daripada shared hosting biasa.

Tertama Kali Mengenal Docker

Waktu pertama kali mengenal Docker, saya sedikit ragu, karena saya berpikir itu hanya menambah pekerjaan saja. Namun, pada suatu waktu ada hal yang mengharuskan saya untuk menggunakan Docker, dan mau tidak mau saya belajar cara menggunakanya. Setelah saya mencoba menggunakan Docker, saya langsung berpikir kalau Docker adalah yang saya cari selama ini.

Selama saya develop aplikasi dengan menggunakan SDK Javascript seperti Node, React, atau Python, Go, dan lain sebagainya, saya selalu mengalami kesulitan dalam hal deployment (tanpa VPS), memang sudah banyak penyedia layanan instan, seperti contohnya Vercel, atau Netlyfy untuk React Js, dan Heroku untuk Node.js, namun harga yang ditawarkan sangatlah mahal, bahkan lebih mahal daripada VPS, karena hanya terbatas untuk deployment aplikasi tertentu, tidak sefleksibel menggunakan VPS.

Dengan menggunakan Docker, ternyata memudahkan kita untuk melakukan deployment hampir dimana saja kita mau. Contoh, saat ini saya berlangganan Google Cloud, dengan menggunakan Google Cloud, proses deployment hanya menggunakan sedikit config dan aplikasi kita dapat ter-deploy dengan sempurna. Kita hanya perlu push image Docker kita ke registry Google Cloud dan dan selebihnya kita serahkan pada Google Cloud. Hal yang paling penting bagi saya adalah, harganya yang menurut saya jauh lebih terjangkau daripada kita menyewa VPS

Untuk rivalnya, Amazon Web Service, saya belum pernah mencobanya, jadi belum bisa berkomentar banyak soal bagaimana kalau menggunakan AWS, namun saya yakin juga akan semudah ini. Mungkin suatu saat nanti saya juga akan menggunakan AWS.


Terima kasih telah membaca cerita singkat ini, semoga bermanfaat, dan memberikan inspirasi baru.

Top comments (0)