DEV Community

Cover image for Chasing Liberty, creating Deep Impact and destroying The Day After Tomorrow
Dasapta Erwin Irawan
Dasapta Erwin Irawan

Posted on

Chasing Liberty, creating Deep Impact and destroying The Day After Tomorrow

Perjalanan #365figures hari ini membawa Anda ke beberapa film :). Deep Impact (DI) (1998), The Day After Tomorrow (TDAT) (2004) dan Chasing Liberty (CL)(2004).

Ide menggambar ini diawali saat saya dihubungi beberapa rekan dosen dari beberapa Perguruan TInggi untuk membuat proposal Riset
Kolaborasi yang saat ini sedang ramai diperbincangkan. Semangat kemudian kembali menurun ketika membaca luaran yang diharapkan. Masih syarat yang sama. Apa tidak bosan para pembuat program itu. Setiap hari yang disalin adalah fragmen persyaratan yang sama. Dari ujung rambut sampai ujung kaki. Kalau saya tidak cinta dengan ilmu saya, hidrogeologi, pasti sudah berulang kali pula saya mengurungkan niat mengajukan proposal.

Kembali ke film. Patung Liberty (PL) sebagai simbol kebebasan sudah bolak-balik rusak. Pertama di DI dan kemudian di TDAT. Juga di film-film bencana lainnya. Anda sebut saja. Asal bencana dahsyat itu melanda AS, pasti PL inut kena akibatnya. Dari jubahnya ternoda darah, tembok pipi cuil, sampai kepalanya terpenggal dan jatuh di jalanan Kota New York atau tenggelam dalam gelombang tsunami raksasa.

Sementara di CL, tidak ada PL. Itu film cinta ringan, tidak ada latar belakang ilmu kebumiannya. Film itu tentang seorang putri Presiden AS (rekaan) yang ingin membebaskan diri dari protokol pengamanan Gedung Putih saat tamasya keliling Eropa.

Apa hubungannya dengan kita kelompok dosen dan peneliti?

Tiga film itu hanyalah penggambaran saya betapa kita ini sangat mendambakan kemerdekaan. Apa saja. Kemerdekaan berpikir, kemerdekaan berkarya, kemerdekaan ilmu dll.

Namun di sisi lain secara sengaja kita memmenjarakan diri sendiri dengan berbagai ketentuan yang mengikat. Alasannya untuk memperluas jangkauan, internasionalisasi, menambah jejaring dll, tapi sebenarnya malah menjauhkan kita dari hal-hal yang seharusnya dilakukan.

Bercermin dari film CL. Rupanya kenyamanan menjadi putri Presiden AS ternyata tidak sebanding dengan kebebasan berekspresi dan kebebasa hidup.

Jadi sampai kapan kita melakukan apa yang kita lakukan sekarang?

Hanya Anda yang bisa jawab. Saya pakai telunjuk saya sekarang.

Top comments (0)